Translate

Monday 1 December 2014

Makalah Koloid



Muh. Fajrin
XI IPA 1




KOLOID


1.       Jenis-jenis Koloid
Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan  fase terdispersi dan fase pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
No
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Padat
Cair
Gas
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Sol padat
Sol
Aerosol padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Buih/busa
Buih padat
Gelas berwarna, intan hitam, paduan logam
Sol emas, sol belerang, tinta, cat, tanah liat
Asap (smoke), debu
Kabut (fog), awan, embun
Susu, santan, minyak ikan, mayonaise
Jelly, mutiara, keju, mentega, nasi
Buih sabun, krim kocok, pasta
Karet busa, batu apung, styrofoam, kerupuk
a.       Sol 
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium pendispersi zat  cair.Contohnya sol sabun, sol deterjen, sol kanji.
b.      Aerosol
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi gas.Contoh  produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah CFC dan karbon dioksida.
c.       Emulsi
Merupakan sistem koloid  dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi cair. Syarat terjadinya   emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :
-          Emulsi minyak dalam air ( M/A )
                                Contoh : santan, susu, lateks
-          Emulsi air dalam minyak ( A/M )
                                Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan
Untuk membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun  mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam mayonaise.

d.      Buih
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi gas  dalam medium pendispersi cair. Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
e.      Gel
Merupakan koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya.

2.      Sifat-sifat Koloid
a.      Efek Tydall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Terjadi warna merah dan jingga di langit pada pagi hari atau sore hari dan warna biru di langit pada siang hari.
·         Sorot lampu mobil dan motor pada malam yang berkabut.
·         Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak tidak jelas saat ada asap. Hal ini membuat gambar film menjadi kabur.
·         Bekas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.
·         Cahaya matahati yang masuk melalui ventilasi dan mengenai partikel-partikel debu di dalam ruang berdebu.
b.      Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
c.       Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.
                                Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Pemutihan gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirin melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
·         Norit Norit adalah table yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus, norit membentuk system koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.
·         Penjernihan Air. Untik menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH) yang berupa kaloid. Kaloid Al(OH) ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air.
d.      Muatan Koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
e.      Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketikan bercampur dengan elektrolit dalam air laut
·         Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
·         Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negative, sehingga akan digumpalkan oleh ion Al³ dari tawas (aluminium sulfat).
·         Asap atau debu dari pabrik industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.
·         Penebalan albuminoid dalam darah sehingga mengakibatkan penggumpalan yang dapat menutup luka.
f.        Koloid Pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung, yaitu minyak silikon
·         Lesitin, koloid pelindung yang menstabilkan butiran-buritan halus air dalam margarin.
·         Gelatin, merupakan koloid pelindung untuk mencegah terbentuknya Kristal es dalam es krim.
g.      Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Prinsip ini diterapkan dalam proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal.
·         Proses pemisahan hasil-hasil metabolism dari darah oleh ginjal.
h.      Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·         Digunakan untuk mengidentifikasi para korban/pelaku peristiwa ledakan bom.
·         Identifikasi DNA
·         Mendeteksi kelainan genetic.
·         Mengetahui variasi genetik yang ada di alam.
·         Mempelajari evolusi tinggkat moleculer.

No comments:

Post a Comment