Muh. Fajrin
XI IPA 1
KOLOID
1. Jenis-jenis
Koloid
Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase
yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium pendispersi).
Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya, koloid
dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel
berikut.
No
|
Fase
Terdispersi
|
Medium
Pendispersi
|
Nama
Koloid
|
Contoh
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
|
Padat
Cair
Gas
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
|
Sol
padat
Sol
Aerosol
padat
Aerosol
cair
Emulsi
Emulsi
padat
Buih/busa
Buih
padat
|
Gelas
berwarna, intan hitam, paduan logam
Sol
emas, sol belerang, tinta, cat, tanah liat
Asap
(smoke), debu
Kabut
(fog), awan, embun
Susu,
santan, minyak ikan, mayonaise
Jelly,
mutiara, keju, mentega, nasi
Buih
sabun, krim kocok, pasta
Karet
busa, batu apung, styrofoam, kerupuk
|
a.
Sol
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium pendispersi
zat cair.Contohnya sol sabun, sol deterjen, sol kanji.
b.
Aerosol
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi
gas.Contoh produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot
obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah
CFC dan karbon dioksida.
c.
Emulsi
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi cair.
Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak
saling melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :
-
Emulsi minyak dalam air ( M/A )
Contoh : santan, susu, lateks
-
Emulsi air dalam minyak ( A/M )
Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak
ikan
Untuk
membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun
mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam
mayonaise.
d.
Buih
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.
Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam,
pada alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk
memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
e.
Gel
Merupakan koloid yang setengah
kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar, lem kanji, selai, gelatin,
gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi
medium pendispersinya.
2. Sifat-sifat
Koloid
a. Efek Tydall
Efek
Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang
cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika
Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek
Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
·
Terjadi warna merah dan jingga di langit pada
pagi hari atau sore hari dan warna biru di langit pada siang hari.
·
Sorot lampu mobil dan motor pada malam yang
berkabut.
·
Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan
tampak tidak jelas saat ada asap. Hal ini membuat gambar film menjadi kabur.
·
Bekas sinar matahari melalui celah daun
pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.
·
Cahaya matahati yang masuk melalui ventilasi dan
mengenai partikel-partikel debu di dalam ruang berdebu.
b.
Gerak Brown
Gerak
Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus
tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati koloid dibawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan
bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti
pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi
di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin
kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian
pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan
dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin
besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya.
Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin
cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak
Brown semakin lambat.
c.
Adsorpsi
Adsorpsi
ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu
partikel.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
·
Pemutihan gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian
dialirin melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan
diadsorpsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
·
Norit Norit
adalah table yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus, norit membentuk
system koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.
·
Penjernihan Air. Untik
menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium
sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)₃
yang berupa kaloid. Kaloid Al(OH)₃ ini dapat mengadsorpsi zat-zat
warna atau zat pencemar dalam air.
d. Muatan Koloid
Dikenal dua
macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau
secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda
muatan.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
·
Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena
koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketikan
bercampur dengan elektrolit dalam air laut
·
Karet dalam lateks digumpalkan dengan
menambahkan asam format.
·
Lumpur koloidal dalam air sungai dapat
digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya
bermuatan negative, sehingga akan digumpalkan oleh ion Al³⁺
dari tawas (aluminium sulfat).
·
Asap atau debu dari pabrik industri dapat
digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.
·
Penebalan albuminoid dalam darah sehingga
mengakibatkan penggumpalan yang dapat menutup luka.
f.
Koloid Pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
·
Cat dan tinta dapat bertahan lama karena
menggunakan suatu koloid pelindung, yaitu minyak silikon
·
Lesitin, koloid pelindung yang menstabilkan
butiran-buritan halus air dalam margarin.
·
Gelatin, merupakan koloid pelindung untuk
mencegah terbentuknya Kristal es dalam es krim.
g.
Dialisis
Dialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan
yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi
sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi
tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
·
Prinsip ini diterapkan dalam proses cuci darah
bagi penderita gagal ginjal.
·
Proses pemisahan hasil-hasil metabolism dari
darah oleh ginjal.
h. Elektroforesis
Elektroferesis
ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan
arus listrik.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
·
Digunakan untuk mengidentifikasi para
korban/pelaku peristiwa ledakan bom.
·
Identifikasi DNA
·
Mendeteksi kelainan genetic.
·
Mengetahui variasi genetik yang ada di alam.
·
Mempelajari evolusi tinggkat moleculer.
No comments:
Post a Comment