A. Pengertian
Buah Merah
Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh
masyarakat Wamena,
Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam
karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan
dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter
dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh
akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah.
Kultivar buah
berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang
buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat
matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang
berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan.
Bagi masyarakat di Wamena, Buah Merah
disajikan untuk makanan pada pesta adat bakar batu. Namun, banyak pula yang
memanfaatkannya sebagai obat. Secara tradisional, Buah Merah dari zaman dahulu
secara turun temurun sudah dikonsumsi karena berkhasiat banyak dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti mencegah penyakit mata, cacingan,
kulit, dan meningkatkan stamina.
B. Budidaya
Budidaya tanaman dipelopori oleh
seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih
payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002.
C. Kandungan
dan Khasiat
Adapun penelitian tentang khasiat
pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas
Cendrawasih di Jayapura yaitu Drs. I
Made Budi M.S. sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih
sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena,
Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi Buah Merah.
Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi,
padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan
terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yang keras serta kadang-kadang
bercuaca cukup dingin di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk
lain yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Dengan meneliti kandungan komposisi
gizinya, ternyata dalam ujud sari Buah Merah itu banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata):
·
Karoten (12.000 ppm)
·
Betakaroten (700 ppm)
·
Tokoferol
(11.000 ppm)
Di samping
beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam
linoleat, asam linolenat,
dekanoat,
Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal
terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Betakaroten
berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak
berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel
pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu
kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan
membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya
sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh
menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Dalam
beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode
pengobatan langsung dengan Sari Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan
yang amat tinggi dalam upaya pengobatan yang dilaksanakan terhadap beberapa
penyakit.
D. Efek
Samping
Sampai saat
ini, penelitian tentang Buah Merah sebagai obat masih belum tuntas. Oleh sebab
itu, sari Buah Merah yang dihasilkan untuk sementara tetap digolongkan sebagai
jamu atau food supplement. Secara empiris
memang banyak sekali penderita penyakit degeneratif yang tertolong jiwanya
karena mengonsumsi sari Buah Merah. Meskipun demikian, uji klinis tentang
khasiatnya sampai sekarang masih belum selesai dilakukan. Seperti halnya jamu
dan obat-obatan modern, pemanfaatan sari Buah Merah untuk membantu proses
penyembuhan penyakit juga mempunyai efek samping.
Sampai saat
ini, secara empiris efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi sari Buah
Merah adalah lemas, mual, dan mengantuk. Rasa mengantuk ini disebabkan
oleh efek sedatif atau penenang dari Buah Merah. Ada pula yang merasakan
gatal-gatal di tenggorokan dan mengalami diare. Rasa gatal dan diare
disebabkan sari Buah Merah yang dikonsumsi kotor atau kurang higienis dan
banyak mengandung bakteri akibat pengolahannya salah. Gatal-gatal di
tenggorokan juga bisa disebabkan sebelum dan sesudah mengonsumsi sari Buah
Merah tidak minum air terlebih dahulu. Efek lain mengonsumsi sari Buah
Merah yang ditemukan menyerupai efek pijat refleksi. Biasanya orang yang
mempunyai gangguan kesehatan, setelah minum sari Buah Merah akan merasakan
sakit pada organ yang bermasalah. Contohnya, penderita kanker payudara setelah
minum sari Buah Merah akan merasakan sakit pada payudaranya dan pada penderita
kanker paru-paru akan merasakan sakit di daerah paru-parunya, begitu juga
dengan penderita lainnya. Efek ini biasanya terjadi pada hari pertama atau
kedua setelah meminum sari Buah Merah.
Sari Buah
Merah yang diproses menggunakan pemanasan tinggi bisa menyebabkan kolesterol
pada penderita kelebihan kadar kolesterol meningkat. Hal ini disebabkan
pemanasan yang tinggi membuat sari Buah Merah yang dihasilkan berupa minyak
jenuh. Efek yang paling berbahaya adalah jika penderita terlalu banyak
mengonsumsi sari Buah Merah. Tokoferol yang terkandung di dalam Buah Merah
mempunyai efek mengencerkan darah. Oleh sebab itu, pasien atau konsumen
yang mengonsumsi Buah Merah dianjurkan tidak mengonsumsi obat-obatan sejenis
warfarin, seperti Aspirin, Ascardia, atau Aspilet. Hal Ini disebabkan warfarin
juga mempunyai efek mengencerkan darah. Mengonsumsi Buah Merah bersama warfarin
bisa jadi bagus untuk penderita blood clotting
(darah kental), tekanan darah tinggi, atau stroke akibat penggumpalan darah,
tetapi jika berlebihan bisa mengakibatkan pembuluh darah pecah. Hingga saat ini
belum ditemukan efek samping akibat over dosis dalam mengonsumsi sari Buah
Merah. Barangkali hal ini disebabkan kandungan terbesar dari sari Buah Merah
adalah vitamin dan mineral. Meskipun demikian, masyarakat disarankan tidak
mengonsumsi berlebihan karena Buah Merah mengandung zat besi. Zat besi yang
berlebihan bisa membahayakan kesehatan karena tidak bisa dikeluarkan memalui
kotoran (urine dan feses).
thank for your info
ReplyDelete