Translate

Monday 27 February 2017

Kedudukan Media dalam Pembelajaran

  KEDUDUKAN MEDIA
Pembelajaran adalah suatu kegiatan sistem. Media merupakan bagian dari komponen sistem pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, media bukan hanya dipandang sebagai alat peraga atau alat bantu dalam mengajar bagi guru, dan bukan pula sebagai selingan mengajar, tetapi media merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap kegiatan pembelajaran. Karena ia berperan sebagai pembawa atau penyaji informasi pembelajaran yang dibutuhkan siswa dan sekaligus sebagai sumber pembelajaran. Dengan demikian, maka jelaslah kedudukan media dalam pembelajaran merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri (Abu Yazid dkk, 2013).
Menurut Yusuf hadi Miarso (1984:100) penggunaan media dalam pembelajaran janganlah sekedar dianggap sebagai upaya membantu guru yang bersifat pasif, artinya yang penggunaannya semata-mata ditentukan oleh guru. Melainkan merupakan upaya membantu anak-anak untuk belajar, kalau perlu dengan cara individual (berinteraksi seara individual dengan media) dan secara berkelompok kecil dengan sesama teman kelas. Hal ini dapatlah dipahami bahwa media merupakan suatu sistem dalam pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan (Pannen, 2005:5) (Abu Yazid dkk, 2013).

Kedudukan Media dalam Pembelajaran.
Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar  dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunkan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka, kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting dan menentukan (Zahra Mustika, 2015).
Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu:
a.       Tingkat pengolahan informasi
b.       Tingkat penyampaian informasi
c.       Tingkat penerimaan informasi
d.       Tingkat pengolahan informasi
e.       Tingkat respons dari siswa.
f.        Tingkat diagnosis dari guru.
g.       Tingkat penilaian
h.       Dan tingkat penyampaian hasil.
(Zahra Mustika, 2015).
  (Zahra Mustika, 2015).
Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna ini tidak terkepas dari peran media, terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.       Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b.       Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c.       Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.       Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan  bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan persepsi yang sama.
(Zahra Mustika, 2015).

Peranan media dalam proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut:
a.       Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai varial penjelasan verbal mengenai bahan pembelajaran.
b.       Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belaja siswa.
c.       Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian, akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.
(Zahra Mustika, 2015).

Contoh pengunaan media dalam pengembangan sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum,yaitu media audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) dalam bahasa asing. Untuk pembelajran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuat audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan nara sumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu, media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar (Zahra Mustika, 2015).

Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran, kita pahami terlebih dahulu kata sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen – komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan.   Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Dalam kurikulum 2006 perumusan indikator selalu merujuk pada kompetensi dasar dan kompetensi dasar selalu merujuk pada standar kompetensi. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Setelah itu, guru menentukan alat dan melaksansakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka kita mengidentifikasi bagian-bangain apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).

 
Gambar 2.5 Contoh Metode Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Gambar 2.6 Contoh Metode Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).

DAFTAR PUSTAKA
Insani Rahmawati, Nur dkk. 2015. Hakikat dan Kedudukan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta
Mustika, Zahra. 2015. Urgenitas Media dalam Mendukung Proses Pembelajaran yang Kondusif, Jurnal Ilmiah CIRCUIT Vol. 1 No. 1. Aceh: UIN Ar-Raniry

Yazid, Abu dkk. 2013. Konsep, Kedudukan, Fungsi, dan Urgensi Media dalam Pembelajaran PAI. Lambung: Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung

Friday 2 September 2016

100 Target Impian Versi Fajrin

100 Target
1.            Mendapatkan ridha Allah SWT
2.            selalu mengingat Allah SWT
3.            mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW
4.            memperbanyak amalan saleh
5.            sukses dunia dan akhirat
6.            pertahankan sholat 5 waktu n perbanyak sholat sunnah
7.            temukan passion sendiri
8.            sopan santun
9.            selalu ingat sesama
10.        memiliki sifat optimis, percaya diri,
11.        selalu berusaha membuat hari esok lebih baik dari hari ini
12.        berhenti mengkhayal
13.        suka berolahraga
14.        memiliki gaya hidup sehat sehingga punya tubuh ideal
15.        tidak pilih² makanan
16.        benci mubazirr makanan
17.        selalu mengingat yang pernah menolong saya meski hanya sedikit
18.        selalu ingat bahwa harta yg dimiliki terdapat hak orang lain.
19.        menguasai manajemen waktu dgn sgt baik
20.        tidak gagap ketika bicara pada orang bahkan publik
21.        pembicara yg berani
22.        selalu rajin & bekerja keras
23.        lebih teliti
24.        mudah ikhlas
25.        selalu konsisten
26.        pintar melobi
27.        mudah bersosialisasi dan bekerja sama
28.        pemimpin yg baik
29.        setiap ujian tidak nyontek
30.        aktif dalam kelas
31.        nilai final selalu jauh lebih tinggi dari mid
32.        lebih hebat dari Tri
33.        menjadi yang terbaik di kelas.
34.        menjadi asisten pembimbing
35.        ketua umum dari sebuah organisasi
36.        buat laporan basis bahasa inggris tanpa bantuan mesin terjemahan
37.        sangat akrab dengan dosen PA
38.        punya banyak jaringan
39.        loloskan 5 PKM
40.        dapat beasiswa / dapat bayar uang kuliah sendiri
41.        punya piala minimal 5
42.        juara olimpiade sains
43.        pandai desain grafis
44.        pandai main musik
45.        4* hattam Al-Quran serta artinya, 1* hattam Al-Quran serta arti dan maknanya
46.        setelah 45, hattam Al-Quran 3 bulan sekali
47.        menjadi 'murota' tarbiyah SCMM
48.        bisa memanfaatkan dengan baik segala kesempatan yang ada meski kecil
49.        Bisa menyelam
50.        TOEFL  600
51.        sukses jadi pemimpin sebuah organisasi
52.        IP tiap semester naik
53.        Kuliah lancar
54.        IPK tertinggi di angkatan 2015
55.        Mahasiswa berprestasi jurusan fisika
56.        cepat lulus kuliah
57.        bawa mobil sendiri di acara wisuda
58.        jadi SC di tingkat fakultas 2 kali
59.        lulus sebagai sarjana Pendidikan
60.        pandai IT & web
61.        Kuliah di luar negeri
62.        membanggakan orang tua
63.        dipercaya oleh orang tua
64.        tidak merepotkan orang lain terutama orangtua
65.        membantu pembiayaan orang tua
66.        sukses berwirausaha
67.        dapat membuat banyak lapangan pekerjaan
68.        menaikkan haji kedua orang tua
69.        umroh bersama keluarga besar
70.        expert dalam lebih dari 4 bahasa
71.        keliling dunia
72.        dapat mengaplikasikan ilmu dari Al-Quran sunnah dalam kehidupan
73.        menciptakan sesuatu yg sangat bermanfaat bagi dunia
74.        memiliki banyak ilmu yg dapat diturunkan
75.        menulis buku
76.        pendidikan sampai S3
77.        membangun yayasan pendidikan
78.        memiliki peran penting dalam memajukan pendidikan
79.        memiliki peran penting dalam memajukan negara
80.        memiliki sifat seperti filosofi padi
81.        membangun panti asuhan
82.        menjadi inspirasi banyak orang
83.        Bisa dikenang dalam sejarah
84.        Punya banyak aset
85.        menjadi pria mapan dan bijak sebelum menikah
86.        dapat memilih pendamping hidup yang benar-benar tepat
87.        menikah dengan uang sendiri
88.        menjadi suami dan ayah yang bijak
89.        punya 3 anak ^_^
90.        punya rumah yang 5 kamar tidur, 3 kamar kecil, 1 dapur besar, 2 ruang keluarga, 1 ruang kerja, halaman belakang yg penuh dengan hiburan dan halaman, kolam renang, berdesain rumah adat.
91.        menjadi ayah yang sangat akrab dan terbuka dengan anak²
92.        memiliki banyak aset untuk masa depan dan anak
93.        punya anak berprofesi dokter
94.        dapat membantu perawatan lingkungan
95.        dapat mengislamkan beberapa orang
96.        menjadi muslim yang tangguh dan kuat secara jasmani dan rohani
97.        menjadikan anak perempuanku sebagai penghalang ku masuk surga
98.        meninggal dalam keadaan khusnul khotimah
99.        lulus ujian Allah dan manusia
100.   melaksanakan ke 99 target!!!




Saturday 12 September 2015

Belajar dan Pembalajaran: Konsep Belajar dan Pembelajaran, serta Hakikat Pembelajaran Sains

Hallo semua.
Terima kasih karena telah membuka blok saya.
dalam kesempatan ini saya ingin  mempublikasikan materi tentang belajar dan pembelajar, terlebih lagi materi dibawah berdasarkan beberapa jurnal dalam format kutipan dan dalam bahasa Inggris. jadi, jika kalian ingin menerjemahkan juga boleh. selamat menyimak.

Pertanyaan
1. Bagaimana Konsep / Definisi belajar dan pembelajaran
2. Apa hekekat pembelajaran sains

The concept of
Learning and Teaching


A. Learning
1.  “Learning is associated with gaining right answers, and thinking and personal understanding are just different and often frustrating ways of achieving the required outcomes. The learning process and thinking are difficult to associate with school work, and texts and notes are important indicators that school learning is occurring. Linking experiences is very demanding and unreasonable when added to the classroom demands for students. The final grade is the critical outcome and the basis by which progress is judged. Enjoyment is not always associated with school learning—real learning is hard and not usually enjoyed. Learning is done to students, and teachers have a major responsibility for achieving learning.” (Loughran, 2002;41) .  
2. “The process of learning and how students are socialized into learning should be highlighted as a distinguishing feature of student mentoring programmes in higher education.” (Norodine, 2011:20).
3. “Learning is equated to a change in behavior. Although experiential, or experience-based learning can be regarded as the earliest approach to learning for the human race, Kolb (1984) argued that defining learning in terms of the change in behavior is limiting and it poorly characterizes the learning process. Kolb defined learning as a human adaptation process. “It is a process whereby knowledge is created through the transformation of experience” (p. 38). (Hansen, 2000:23).
 B. Teaching
1. “Where possible, students should have opportunities to be active and think about their learning experiences. Students should experience success in learning and gain the confidence and skills to become better learners. Linking experiences from both within and outside school greatly assists learning. Effort and involvement are important outcomes of school activities, and students need to gain credit and encouragement for their efforts. Enjoyment and satisfaction with learning are important outcomes. Learning involving the above features requires learner consent.” (Loughran, 2002;41).
2. “The mentorship process can be seen as a vehicle for addressing and connecting the academic learning and student development, the successful mediation of academic learning and student development represents a challenge for mentoring programmes at higher education institutions.” (Norodine, 2011:20).
3. “Teaching includes broad cultural competence and relational sensitivity, communication skills, and the combination of rigor and imagination fundamental to effective practice. Teaching, defined as helping others learn to do particular things, is an everyday activity in which many people engage regularly.” (Ball & Forzani, 2009:498).

The Nature of Science Learning
1. According to McComas, Clough e Almazroa (1998), “the phrase ‘nature of science’ is used to describe the intersection of issues addressed by the philosophy, history, sociology, and psychology of science as they apply to and potentially impact science teaching and learning. As such, the nature of science is a fundamental domain for guiding science educators in accurately portraying science to students” (p.5). (Ferreira & Morais, 2013:1)
2. “Enabling students to achieve learning objectives focused on informed epistemological understandings about the generation and validation of scientific knowledge and the nature of the resultant knowledge.” (Khalick, 2012:4)
3. “Encourage participants to reflect on their experiences around issues related to the role of established theory, ethical and regulatory mechanisms in science, creativity in scientific investigation, the nature of scientific explanations, and the human aspects of engaging with science.” (Akindehin, 1988:74).
4. “The authors describe seven aspects of the nature of science that are important for students to understand:
  • the difference between observation and inference
  • the difference between laws and theories
  • that science is based on observations of the natural world
  • that science involves creativity, that scientific knowledge    is partially subjective
  • that science is socially and culturally embedded
  • that scientific knowledge is subject to change.”
(Lederman & Lederman, 2004: 36-39)

Reference 
Akindehin, F. 1988. Effect of an instructional package on preservice science teachers’ understanding of the nature of science and acquisition of science-related attitudes. Science Education, 72(1), 73–82.
Ball, Debora L. & Forzani, Francesa M. 2009. Journal of Teacher Education. America: Sage.
Ferreira, Silvia & Morais, Ana M. 2013. The nature of science in science curricula Methods and concepts of analysis. Lisbon: Institute of Education of the University of Lisbon
Hansen, Ronald E. 2000. Journal of Technology Education. Ontario, Canada: University of Western.
Khalick, Abd-El. 2012. Teaching With and About Nature of Science, and Science Teacher Knowledge Domains. Urbana: Springer Science+Business Media B.V.
Lederman, N.G., and J.S. Lederman. 2004. Revising instruction to teach nature of science. The Science Teacher 71(9):36-39.
Loughran, J. John. 2002. Journal of Teacher Education. America: Sage.
Najwa Norodine-Fataar and friends. 2011. Journal for Research and Debate into Teaching and Learning in Higher Education. South Africa: Cape Peninsula University of Tecnology.
 
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya, tolong tinggalkan komen dibawah agar saya bisa lebih baik