KEDUDUKAN MEDIA
Pembelajaran adalah suatu kegiatan sistem. Media
merupakan bagian dari komponen sistem pembelajaran tersebut. Oleh karena itu,
media bukan hanya dipandang sebagai alat peraga atau alat bantu dalam mengajar
bagi guru, dan bukan pula sebagai selingan mengajar, tetapi media merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari setiap kegiatan pembelajaran. Karena ia
berperan sebagai pembawa atau penyaji informasi pembelajaran yang dibutuhkan
siswa dan sekaligus sebagai sumber pembelajaran. Dengan demikian, maka jelaslah
kedudukan media dalam pembelajaran merupakan factor penting yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri (Abu Yazid dkk,
2013).
Menurut Yusuf hadi Miarso (1984:100) penggunaan media
dalam pembelajaran janganlah sekedar dianggap sebagai upaya membantu guru yang
bersifat pasif, artinya yang penggunaannya semata-mata ditentukan oleh guru.
Melainkan merupakan upaya membantu anak-anak untuk belajar, kalau perlu dengan
cara individual (berinteraksi seara individual dengan media) dan secara
berkelompok kecil dengan sesama teman kelas. Hal ini dapatlah dipahami bahwa
media merupakan suatu sistem dalam pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah
sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang
diharapkan (Pannen, 2005:5) (Abu Yazid dkk, 2013).
Kedudukan Media dalam Pembelajaran.
Kedudukan
media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang
digunkan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat
diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka,
kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting dan menentukan (Zahra Mustika, 2015).
Dalam
proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan keberadaan
media pembelajaran, yaitu:
a.
Tingkat
pengolahan informasi
b.
Tingkat
penyampaian informasi
c.
Tingkat
penerimaan informasi
d.
Tingkat
pengolahan informasi
e.
Tingkat
respons dari siswa.
f.
Tingkat
diagnosis dari guru.
g.
Tingkat
penilaian
h.
Dan
tingkat penyampaian hasil.
(Zahra
Mustika, 2015).
(Zahra Mustika, 2015).
Terjadinya
pengalaman belajar yang bermakna ini tidak terkepas dari peran media, terutama
dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.
Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c.
Menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.
Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat
dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e.
Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan persepsi yang sama.
(Zahra
Mustika, 2015).
Peranan media dalam proses
pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut:
a.
Alat
untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran.
Dalam hal ini media digunakan guru sebagai varial penjelasan verbal mengenai
bahan pembelajaran.
b.
Alat
untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para
siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai
sumber pertanyaan atau stimulasi belaja siswa.
c.
Sumber
belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus
dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian,
akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.
(Zahra Mustika, 2015).
Contoh
pengunaan media dalam pengembangan sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan
kurikulum,yaitu media audio, merupakan media auditif yang mengajarkan
topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation)
dalam bahasa asing. Untuk pembelajran bahasa asing media ini tergolong tepat
karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan
dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuat audio ini termasuk mudah, hanya
membutuhkan alat perekam dan nara sumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu
pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula. Media pembelajaran harus
meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan
motivasi kepada siswa. Selain itu, media juga harus merangsang siswa mengingat
apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan siswa mengingat apa yang
sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik
juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga
mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar (Zahra Mustika, 2015).
Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sebelum
membahas tentang sistem pembelajaran, kita pahami terlebih dahulu kata sistem.
Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian
yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen
yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen – komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media dan
evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan. Proses
perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional
khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Dalam
kurikulum 2006 perumusan indikator selalu merujuk pada kompetensi dasar dan
kompetensi dasar selalu merujuk pada standar kompetensi. Usaha untuk menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran
yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Setelah
itu, guru menentukan alat dan melaksansakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi
dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan.
Apabila ternyata hasil belajar siswa rendah, maka kita mengidentifikasi
bagian-bangain apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media,
maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya
(Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Gambar 2.5 Contoh Metode
Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
Gambar 2.6 Contoh Metode
Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Visual (Nur Insani Rahmawati dkk, 2015).
DAFTAR
PUSTAKA
Insani Rahmawati, Nur dkk. 2015. Hakikat dan Kedudukan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas
PGRI Yogyakarta
Mustika, Zahra. 2015. Urgenitas Media dalam Mendukung
Proses Pembelajaran yang Kondusif, Jurnal
Ilmiah CIRCUIT Vol. 1 No. 1. Aceh: UIN Ar-Raniry
Yazid, Abu dkk. 2013. Konsep, Kedudukan, Fungsi, dan Urgensi Media dalam Pembelajaran PAI. Lambung:
Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung